(ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman)
Tak kenal maka tak sayang, demikian bunyi pepatah. Banyak orang mengaku mengenal Allah I, tapi mereka tidak cinta kepada Allah I. Buktinya, mereka banyak melanggar perintah dan larangan Allah I. Sebabnya, ternyata mereka tidak mengenal Allah I dengan sebenarnya. Sekilas, membahas persoalan bagaimana mengenal Allah I bukanlah sesuatu yang asing. Bahkan mungkin ada yang mengatakan untuk apa hal yang demikian itu dibahas? Bukankah kita semua telah mengetahui dan mengenal pencipta kita? Bukankah kita telah mengakui itu semua?
Kalau mengenal Allah I sebatas di masjid, di majelis dzikir, atau di majelis ilmu atau mengenal-Nya ketika tersandung batu, ketika mendengar kematian, atau ketika mendapatkan musibah dan mendapatkan kesenangan, barangkali akan terlontar pertanyaan demikian.
Yang dimaksud dalam pembahasan ini yaitu mengenal Allah I yang akan membuahkan rasa takut kepada-Nya, tawakal, berharap, menggantungkan diri, dan ketundukan hanya kepada-Nya. Sehingga kita bisa mewujudkan segala bentuk ketaatan dan menjauhi segala apa yang dilarang oleh-Nya. Yang akan menenteramkan hati ketika orang-orang mengalami gundah-gulana dalam hidup, mendapatkan rasa aman ketika orang-orang dirundung rasa takut dan akan berani menghadapi segala macam problema hidup. Faktanya, banyak yang mengaku mengenal Allah I tetapi mereka selalu bermaksiat kepada-Nya siang dan malam. Lalu apa manfaat kita mengenal Allah I kalau keadaannya demikian? Dan apa artinya kita mengenal Allah I sementara kita melanggar perintah dan larangan-Nya?
READ MORE - Mengenal Allah
Tak kenal maka tak sayang, demikian bunyi pepatah. Banyak orang mengaku mengenal Allah I, tapi mereka tidak cinta kepada Allah I. Buktinya, mereka banyak melanggar perintah dan larangan Allah I. Sebabnya, ternyata mereka tidak mengenal Allah I dengan sebenarnya. Sekilas, membahas persoalan bagaimana mengenal Allah I bukanlah sesuatu yang asing. Bahkan mungkin ada yang mengatakan untuk apa hal yang demikian itu dibahas? Bukankah kita semua telah mengetahui dan mengenal pencipta kita? Bukankah kita telah mengakui itu semua?
Kalau mengenal Allah I sebatas di masjid, di majelis dzikir, atau di majelis ilmu atau mengenal-Nya ketika tersandung batu, ketika mendengar kematian, atau ketika mendapatkan musibah dan mendapatkan kesenangan, barangkali akan terlontar pertanyaan demikian.
Yang dimaksud dalam pembahasan ini yaitu mengenal Allah I yang akan membuahkan rasa takut kepada-Nya, tawakal, berharap, menggantungkan diri, dan ketundukan hanya kepada-Nya. Sehingga kita bisa mewujudkan segala bentuk ketaatan dan menjauhi segala apa yang dilarang oleh-Nya. Yang akan menenteramkan hati ketika orang-orang mengalami gundah-gulana dalam hidup, mendapatkan rasa aman ketika orang-orang dirundung rasa takut dan akan berani menghadapi segala macam problema hidup. Faktanya, banyak yang mengaku mengenal Allah I tetapi mereka selalu bermaksiat kepada-Nya siang dan malam. Lalu apa manfaat kita mengenal Allah I kalau keadaannya demikian? Dan apa artinya kita mengenal Allah I sementara kita melanggar perintah dan larangan-Nya?