• Tentang Hati
  • DESKRIPSI GAMBAR 4
Minggu, 10 Maret 2013

“Larangan Bersalaman Dengan Laki-Laki Yang Bukan Muhrim”

 Amr bin Abdul Mun’im

Dari Ma’qil bin Yasar Radhiyallahu ‘anhu, dia menceritakan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda.
 Artinya : Andaikan ditusukkan ke kepala salah seorang diantara kalian dengan jarum besi, yang demikian itu lebih baik daripada dia harus menyentuh wanita yang tidak dibolehkan baginya .
(Diriwayatkan oleh Imam Thabrani dalam Al-Kabir XX/211 dengan isnad hasan. Hadits ini mempunyai jalan lain yang saya sebutkan dalam ta’liq saya terhadap buku Al-Mushafahah wa Fadhluha, yang ditulis oleh Al-Hafidzh Dhiya’uddin Al-Maqdisi)

 Dari Umaimah binti Raqiqah, dia menceritakan. Aku pernah mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sedang menemui wanita-wanita yang berbai’at kepada beliau, wanita-wanita itu mengatakan. Wahai Rasulullah, kami berbai’at kepadamu untuk tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anak kami, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik .

Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata. Pada hal-hal yang kamu mampu . Maka wanita-wanita itupun berucap. Allah dan Rasul-Nya lebih menyayangi kami daripada diri kami sendiri, mari kami akan berbai’at kepadamu, wahai Rasulullah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. Sesungguhnya aku tidak menyalami wanita, karena ucapanku bagi seratus wanita sama seperti ucapanku bagi satu wanita, atau seperti ucapanku bagi satu wanita . .

Kedua hadits di atas menunjukkan bahwasanya seorang wanita tidak boleh bersalaman dengan laki-laki yang bukan muhrimnya, karena sentuhan merupakan langkah pendahuluan dari perzinaan. Hal itu dibenarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, di mana beliau bersabda.

Artinya : Telah ditetapkan bagi anak cucu Adam bagian-bagiannya dari zina, yang dia pasti mengetahuinya. Zina kedua mata adalah berupa pandangan, zina kedua telinga berupa pendengaran, zina lisan berupa ucapan, zina kaki berupa langkah, sedangkan hati mengharap dan menginginkan, dan kemaluan yang membenarkan dan mendustainya .

Sedangkan suara-suara nyeleneh yang dikumandangkan oleh orang-orang yang senantiasa melakukan tipu daya terhadap Islam, yang mengungkapkan bahwa salaman antara laki-laki dan wanita merupakan simbol persahabatan yang tulus di antara keduanya. Suara-suara itu hanyalah omong kosong yang tidak berdasarkan pada Al-Qur’an maupun Al-Hadits. Tetapi sebaliknya, dalil-dalil yang ada bertentangan dengan apa yang mereka kumandangkan dan memperjelas kedustaan ucapan mereka.

Footnote : 1. Perbuatan yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka itu maksudnya adalah mengadakan pengakuan-pengakuan palsu mengenai hubungan badan antara laki-laki dan wanita seperti tuduhan zina, tuduhan-tuduhan bahwa si Fulan bukan anak suaminya dan sebagainya. Disalin dari buku 30 Larangan Bagi Wanita, oleh Amr Bin Abdul Mun’in terbitan Pustaka Azzam - Jakarta.
Sumber Larangan Bersalaman Dengan Laki-Laki Yang Bukan Muhrim :
READ MORE - “Larangan Bersalaman Dengan Laki-Laki Yang Bukan Muhrim”
Sabtu, 09 Maret 2013

Keutamaan Berwudhu'

Allah Ta'ala berfirman: "Hai sekalian orang yang beriman! Jikalau engkau semua berdiri hendak bersembahyang, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai ke siku dan sapulah kepala dan basuhlah kakimu sampai ke matakaki. Dan jikalau engkau semua berjunub, maka sucikanlah dirimu - yakni mandilah. Dan jikalau engkau semua sakit atau dalam bepergian atau seseorang dari engkau semua datang dari buang air atau bersetubuh dengan wanita, lalu engkau semua tidak mendapat-kan air, maka cariiah tanah yang baik - atau bersih yang digunakan untuk bertayammum, kemudian sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak menghendaki untuk membuat kesempitan - kesukaran - atasmu semua, tetapi hendak menyucikan engkau semua dan menyempurnakan karunianya kepadamu semua, supaya engkau semua bersyukur." (al-Maidah: 6) 1021. 
Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya ummatku itu akan dipanggil pada hari kiamat dalam keadaan bercahaya wajahnya dan amat putih bersih tubuhnya dari sebab bekas-bekasnya berwudhu'. Maka dari itu, barangsiapa yang dapat di antara engkau semua hendak memperpanjang - yakni menambahkan - bercahayanya, maka baiklah ia melakukannya - dengan menyempurnakan berwudhu' itu sesempurna mungkin." (Muttafaq 'alaih) 
 1022. Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: "Saya mendengar kekasihku Rasulullah s.a.w. bersabda:"Perhiasan-perhiasan - di syurga - itu sampai dari tubuh seseorang mu'min, sesuai dengan anggota yang dicapai oleh wudhu'"yakni sampai di mana air itu menyentuh tubuhnya, sampai di situ pula perhiasan yang akan diperolehnya di syurga. 
(Riwayat Muslim) 
 1023. Dari Usman bin Affan r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang berwudhu' lalu memperbaguskan wudhu'-nya - yakni menyempurnakan sesempurna mungkin, maka keluar lah kesalahan-kesalahannya sehingga keluarnya itu sampai dari bawah kuku-kukunya." (Riwayat Muslim) 1024. Dari Usman bin Affan r.a. pula, katanya: "Saya melihat Rasulullah s.a.w. berwudhu' seperti wudhu'ku ini, kemudian beliau s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang berwudhu' sedemikian, maka diampunkan-lah untuknya dosa-dosa yang telah lalu dan shalatnya serta jalannya ke masjid adalah sunnah hukumnya." 
(Riwayat Muslim) 
 1025. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Apabila seseorang hamba yang Muslim atau mu'min itu berwudhu', lalu ia membasuh mukanya, maka keluarlah dari muka-nya itu semua kesalahan yang disebabkan ia melihat padanya dengan kedua matanya dan keluarnya ialah beserta air atau beserta tetesan air yang terakhir. Jikalau ia membasuh kedua tangannya, maka keluarlah dari kedua tangannya itu semua kesalahan yang dilakukan oleh kedua tangannya beserta air atau beserta tetesan air yang terakhir. Selanjutnya apabila ia membasuh kedua kakinya, maka keluarlah semua kesalahan yang dijalankan oleh kedua kakinya beserta air atau beserta tetesan air yang terakhir, sehingga akhirnya keluarlah ia dalam keadaan suci dari semua dosa." 
(Riwayat Muslim) 
 1026. Dari Abu Hurairah r.a. pula bahwasanya Rasulullah s.a.w. mendatangi suatu kuburan lalu mengucapkan: "Assalamu 'alaikum, hai perumahan kaum mu'minin dan kita semua Insya Allah akan menyusul engkau semua. Saya ingin kalau kita semua sudah dapat melihat saudara-saudara kita." Para sahabat berkata: "Bukankah kita ini saudara-saudara Tuan, ya Rasulullah?" Beliau s.a.w. menjawab: "Engkau semua adalah sahabat-sahabatku, sedang saudara-saudara kita itu masih belum datang lagi." Para sahabat berkata pula: "Bagaimanakah Tuan dapat mengetahui orang yang masih belum datang dari golongan ummat Tuan, ya Rasulullah?" Beliau s.a.w. bersabda: "Bagaimanakah pendapatmu, sekiranya ada seorang lelaki mempunyai seekor kuda yang putih bersih kepalanya, putih pula kaki-kakinya berada di samping kuda yang hitam polos, tidakkah pemilik itu dapat mengetahui kudanya sendiri?" Para sahabat menjawab: "Ya, tentu dapat, ya Rasulullah." Beliau s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya ummatku yang akan datang itu ialah dalam keadaan bercahaya wajahnya serta putih bersih tubuhnya dari sebab berwudhu' dan saya adalah yang terlebih dulu dari mereka itu untuk datang ke telaga - haudh," 
(Riwayat Muslim) 
 1027. Dari Abu Hurairah r.a. pula bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sukakah engkau semua kalau saya tunjukkan akan sesuatu amalan yang dapat melebur semua kesalahan dan dengan-nya dapat pula menaikkan beberapa derajat?" Para sahabat men-jawab: "Baiklah, ya Rasulullah." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Yaitu menyempurnakan wudhu' sekalipun menemui beberapa hal yang tidak disenangi - seperti terlampau dingin dan sebagainya, banyaknya melangkahkan kaki untuk ke masjid dan menantikan shalat sesudah melakukan shalat. Itulah yang disebut ribath. Itulah yang disebut ribath - perjuangan menahan nafsu untuk memperbanyak ketaatan pada Tuhan." 
 (Riwayat Muslim) 
 1028. Dari Abu Malik al-Asy'ari r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Bersuci itu adalah separuh keimanan." Diriwayatkan oleh Imam Muslim dan sudah lalu kelengkapan-nya yang panjang dalam bab Sabar - lihat Hadis no. 25. Dalam bab ini termasuk pula Hadisnya 'Amr bin 'Abasah r.a. yang juga sudah diuraikan di muka dalam akhir bab Pengharapan. Hadis itu adalah suatu Hadis yang agung sekali yang memuat berbagai macam kebaikan. 
 1029. Dari Umar bin al-Khaththab r.a. dari Nabi s.a.w.,sabdanya: "Tiada seorangpun dari engkau semua yang berwudhu' lalu ia menyampaikan yakni menyempurnakan wudhu'nya, kemudian mengucapkan: Asyhadu alla ilaha illallah wahdahu la syarika lah, wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa rasuluh, melainkan di-bukakanlah untuknya pintu syurga yang delapan buah banyaknya. la diperbolehkan masuk dari pintu manapun juga yang dikehendaki olehnya." 
(Riwayat Muslim) 
 Imam Termidzi menambahkan ucapan di atas dengan: Alla-hummaj'alni minat tawwabina waj'alni minal mutatthahhirin, -artinya: Ya Allah, jadikanlah saya termasuk golongan orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah saya termasuk golongan orang-orang yang bersuci.
READ MORE - Keutamaan Berwudhu'

MEMINTA IZIN DAN ADAB-ADAB KESOPANANNYA

Allah Ta'ala berfirman: "Hai sekaiian orang-orang yang beriman, janganlah engkau semua memasuki rumah yang bukan rumahmu sendiri, sehingga engkau semua meminta izin dan mengucapkan salam kepada ahli rumah itu - yakni orang-orang yang ada di dalamnya."(an-Nur: 27) Allah Ta'ala juga berfirman: Jikalau anak-anakmu itu telah sampai ke umur dewasa, maka hendaklah mereka meminta izin -jikalau hendak masuk ke tempat-mu-sebagaimana meminta izinnya orang-orang yang dahulu tadi -yakni sebagaimana orang-orang dewasa yang Iain-Iain." (an-Nur: 59) 867. 
Dari Abu Musa r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Meminta izin itu sebanyak tiga kali saja. Maka jikalau diizinkan untukmu - maka masuklah - dan jikalau tidak - yakni meminta izin sampai tiga kali tetapi tidak ada jawaban, maka kembalilah." (Muttafaq 'alaih) 
 868. Dari Sahl bin Sa'ad r.a katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Hanyasanya meminta izin itu diadakan peraturannya karena adanya penglihatan." Maksudnya bahwa melihat keadaan seseorang dari celah-celah pintu atau dinding dan sebagainya itu dilarang. Oleh karena itu hendaklah meminta izin saja, jikalau hendak masuk rumah seseorang yaitu dengan rnengetuk pintu, menekan bel dan Iain-Iain. (Muttafaq 'alaih) 
 869. Dari Rib'i bin Hirasy, katanya: "Kami diberitahu oleh seorang lelaki dari kabilah Bani 'Amir bahwasanya ia meminta izin kepada Nabi s.a.w. dan beliau itu sedang ada dalam rumah. Kemudian orang itu berkata: "Adakah saya boleh masuk?" Rasulullah s.a.w. lalu bersabda kepada pelayannya: "Keluarlah menemui orang ini dan ajarkanlah cara meminta izin padanya. Katakanlah padanya supaya ia mengucapkan: "Assalamu 'alaikum, adakah saya boleh masuk?" Orang itu mendengar keterangan beliau s.a.w. lalu mengucapkan: Assamu 'alaikum, adakah saya boleh masuk." Nabi s.a.w. lalu memberikan izin kepada orang tadi dan iapun masuklah." Diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan isnad shahih. 
 870. Dari Kildah bin al-Hanbal r.a., katanya: "Saya mendatangi Nabi s.a.w. lalu saya masuk padanya dan saya tidak mengucapkan salam, lalu Nabi s.a.w. bersabda: "Kembalilah dan ucapkanlah: Assalamu 'alaikum. Apakah saya boleh masuk?" Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.
READ MORE - MEMINTA IZIN DAN ADAB-ADAB KESOPANANNYA

SUNNAHNYA MEMBERIKAN SALAM JIKALAU BERDIRI MENINGGALKAN MAJLIS DAN MEMISAHKAN DIRI KEPADA KAWAN-KAWAN DUDUKNYA, BANYAK ATAUPUN SEORANG

866. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Jikalau seseorang dari engkau semua berhenti pada sesuatu majlis-sudah tidak akan masuk ketempat yang lebih muka lagi serta sudah akan duduk, maka hendaklah mengucapkan salam juga apabila ia hendak berdiri - meninggalkan majlis, maka hendaklah mengucapkan salam pula - setelah ia tegak berdiri. Tidaklah ucapan salam yang pertama - yakni sewaktu mulai datang - itu lebih berhak -yakni lebih perlu dilakukan - daripada yang kedua - apabila hendak meninggalkan." 
 Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.
READ MORE - SUNNAHNYA MEMBERIKAN SALAM JIKALAU BERDIRI MENINGGALKAN MAJLIS DAN MEMISAHKAN DIRI KEPADA KAWAN-KAWAN DUDUKNYA, BANYAK ATAUPUN SEORANG

HARAMNYA KITA MEMULAI BERSALAM KEPADA ORANG-ORANG KAFIR

HARAMNYA KITA MEMULAI BERSALAM KEPADA ORANG-ORANG KAFIR DAN CARANYA MENJAWAB SALAM KEPADAMEREKA DAN SUNNAHNYA MENGUCAPKAN SALAM KEPADA ORANG-ORANG YANG ADA DI DALAM MAJLIS YANG DI ANTARA MEREKA ADA KAUM MUSLIMIN DAN KAUM KAFIRIN
 863. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Janganlah memulai mengucapkan salam kepada orang Yahudi dan jangan pula kepada orang Nasrani. Maka jikalau engkau semua bertemu dengan salah seorang di antara mereka itu - yakni orang Yahudi atau Nasrani- pada suatu jalanan, maka paksakanlah kepada mereka itu untuk melalui yang tersempit dari jalan itu." (Riwayat Muslim)
 864. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Jikalau ada golongan ahlulkitab - yaitu orang Yahudi atau Nasrani - memberi salam kepadamu semua, maka ucapkanlah: Wa'alaikum." (Muttafaq 'alaih) 865. Dari Usamah r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. berjalan melalui suatu majlis - pertemuan, yang di dalamnya terdapat berbagai campuran antara kaum Muslimin dan kaum musyrikin yaitu para penyembah berhala dan ada pula orang Yahudi, lalu Nabi s.a.w. memberikan salam kepada mereka." (Muttafaq 'alaih)
READ MORE - HARAMNYA KITA MEMULAI BERSALAM KEPADA ORANG-ORANG KAFIR

SALAMNYA ORANG LELAKI KEPADA ISTERINYA

SALAMNYA ORANG LELAKI KEPADA ISTERINYA DAN WANITA YANG MENJADI MAHRAMNYA ATAU KEPADA ORANG LAIN — YAKNI BUKAN ISTERI ATAU MAHRAM, SEORANG ATAU BANYAK YANG TIDAK DIKHUATIRKAN TIMBULNYA FITNAH DENGAN MEREKA ITU. DEMIKIAN PULA SALAM KAUM WANITA ITU PADA LELAKI DENGAN SYARAT TIDAK MENIMBULKAN FITNAH 
 860. Dari Sahl bin Sa'ad r.a., katanya: "Di rumah kita ada seorang wanita, atau dalam riwayat lain disebutkan: "Kita mempunyai seorang wanita yang sudah tua. la mengambil dari pokok tanaman sayur bernama silik lalu sayur itu diletakkan olehnya dalam kuali dan ia menumbuk biji-bijian gandum. Maka jikalau kita semua telah selesai melakukan shalat Jumaat, kitapun pulanglah lalu kita mengucapkan salam pada wanita tadi, kemudian ia menghidangkan makanan yang dimasaknya itu pada kita." (Riwayat Bukhari) Tukarkiru artinya menumbuk. 
 861. Dari Ummu Hani' yaitu Fakhitah binti Abu Thalib radhi-allahu 'anha, katanya: "Saya datang di tempat Nabi s.a.w. pada hari penaklukan kota Makkah dan beliau s.a.w. sedang mandi, sedang Fathimah menutupinya, kemudian saya mengucapkan salam pada-nya," dan selanjutnya Fakhitah menyebutkan kelanjutan Hadis ini sampai selesai. (Riwayat Muslim) 
 862. Dari Asma' binti Yazid radhiallahu 'anha, katanya: "Nabi s.a.w. berjalan melalui kita, yaitu kelompok kaum wanita, lalu beliau s.a.w. mengucapkan salam kepada kita." Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan. Ini adalah lafaznya Imam Abu Dawud. Adapun lafaznya Imam Termidzi ialah: Bahwasanya Rasulullah s.a.w. berjalan dalam masjid pada suatu hari melalui sekelompok kaum wanita yang sedang duduk-duduk, lalu beliau s.a.w. memberikan isyarat dengan tangannya dengan disertai ucapan salam.
READ MORE - SALAMNYA ORANG LELAKI KEPADA ISTERINYA

MENGUCAPKAN SALAM KEPADA ANAK-ANAK

859. Dari Anas r.a. bahwasanya ia berjalan melalui anak-anak lalu ia memberikan salam kepada mereka dan berkata: "Rasulullah s.a.w. itu juga melakukan seperti ini - yakni mengucapkan salam kepada anak-anak." (Muttafaq 'alaih)
READ MORE - MENGUCAPKAN SALAM KEPADA ANAK-ANAK

SUNNAHNYA BERSALAM JIKALAU MEMASUKI RUMAHNYA

Allah Ta'ala berfirman: "Maka apabila engkau semua memasuki rumah, ucapkanlah salam kepada dirimu sendiri sebagai penghormatan dari sisi Allah yang dlberkahi serta yang dianggap baik sekali," (an-Nur: 61) 858. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda kepada saya: "Hai anakku, jikalau engkau masuk ke tempat keluargamu, maka ucapkanlah salam. Kalau itu engkau lakukan,maka hal itu akan menyebabkan adanya keberkahan atas dirimu sendiri dan juga atas seluruh keluarga rumahmu." 
 Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.
READ MORE - SUNNAHNYA BERSALAM JIKALAU MEMASUKI RUMAHNYA

SUNNAHNYA MENGULANGI SALAM KEPADA ORANG YANG BERULANG KALI

SUNNAHNYA MENGULANGI SALAM KEPADA ORANG YANG BERULANG KALI PULA BERTEMU DENGANNYA SEKALIPUN DALAM WAKTU DEKAT, SEPERTI LA MASUK LALU KELUAR LALU MASUK LAGI SEKETIKA ITU ATAUPUN DIHALANG-HALANGI OLEH POHON DAN SEBAGAINYA ANTARA KEDUA ORANG ITU 
 856. Dari Abu Hurairah r.a. dalam meriwayatkan Hadisnya orang yang berbuat buruk dalam shalatnya, bahwasanya orang itu datang lalu bersembahyang, kemudian datang lagi kepada Nabi s.a.w. terus ia memberi salam kepada beliau dan beliau menjawab salamnya, selanjutnya beliau bersabda: "Kembalilah bersembahyang lagi, sebab engkau tadi sebenarnya belum bersembahyang." Orang itu kembali lagi lalu bersembahyang, setelah itu datang lagi terus mengucapkan salam kepada Nabi s.a.w. sehingga ia melakukan sedemikian itu sampai tiga kali banyaknya. (Muttafaq 'alaih) 
 857. Dari Abu Hurairah r.a. pula dari Rasulullah s.a.w., sabdanya: "Apabila seseorang di antara engkau semua bertemu saudaranya - yakni sesama Muslim, maka hendaklah mengucapkan salam padanya. Jikalau antara keduanya itu terhalang oleh sebuah pohon, dinding atau batu kemudian bertemu lagi dengan saudaranya itu, maka hendaklah bersalam pula sekali lagi." (Riwayat Abu Dawud)
READ MORE - SUNNAHNYA MENGULANGI SALAM KEPADA ORANG YANG BERULANG KALI

ADAB-ADAB KESOPANAN BERSALAM

854. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. ber-sabda: "Orang yang berkendaraan supaya memberi salam kepada orang yang berjalan dan orang yang berjalan kepada orang yang duduk dan orang yang sedikit kepada orang yang banyak jumlahnya (Muttafaq 'alaih) 
 Dalam riwayat Imam Bukhari disebutkan: "Dan orang kecil kepada orang tua." 
 855. Dari Abu Umamah yaitu Shudai bin 'Ajlan al-Bahili r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya seutama-utama manusia dengan Allah - yakni yang lebih berhak mendekat kepada Allah - ialah orang yang memulai memberikan salam di kalangan mereka itu." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad yang baik. Ini juga diriwayatkan oleh Imam Termidzi dari Abu Umamah pula, demikian riwayatnya: Rasulullah s.a.w. ditanya: "Ya Rasulullah, ada dua orang yang saling bertemu muka, maka manakah di antara keduanya itu yang memulai bersalam." Beliau s.a.w. menjawab: "Ialah yang lebih utama di antara keduanya itu dengan Allah Ta'ala" maksudnya orang yang lebih mendekatkan dirinya kepada Allah dengan mentaatiNya, sebab yang memulai itulah yang lebih dulu berzikirnya kepada Allah. Jadi lebih berhak untuk mendekatkan diri kepadaNya. 
 Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan
READ MORE - ADAB-ADAB KESOPANAN BERSALAM

KAIFIYAT BERSALAM

Disunnahkan agar seseorang yang memulai memberikan salam itu mengucapkan: Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Jadi ia menggunakan dhamir jamak, sekalipun orang yang diberi salam hanya seorang. Selanjutnya orang yang harus memberikan jawabansupaya mengucapkan: Wa 'alaikumus-salam warahma-tuliahi wabarakatuh. Jadi supaya ia menggunakan wawu athaf dalam ucapannya wa 'alaikum. 848. Dari Imran bin al-Hushain radhiallahu 'anhuma, katanya: Ada seorang lelaki datang kepada Nabi s.a.w., lalu ia mengucapkan: Assalamu 'alaikum. Kemudian beliau s.a.w. membalas salam orang tadi lalu duduk terus bersabda: "Sepuluh," maksudnya pahalanya dilipatkan sepuluh kalinya. Selanjutnya datang pula orang lain lalu ia mengucapkan: Assalamu 'alaikum warahmatullah. Beliau s.a.w. lalu membalas salamnya orang itu, lalu duduk lagi: "Duapuluh," maksudnya pahalanya dilipatkan duapuluh kali. Seterusnya ada pula orang lain yang datang, lalu mengucapkan: Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Kemudian beliau s.a.w. membalas salam orang tersebut, lalu duduk terus bersabda: "Tigapuluh," maksudnya pahalanya dilipatkan tigapuluh kali. Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan. 849. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. Bersabda kepada saya: "Ini Jibril menyampaikan salam padamu." Aisyah berkata: "Saya berkata: Wa 'alaihis-salam warahmatullahi Wabarakatuh." (Muttafaq 'alaih) Demikianlah yang ada dalam sebagian beberapa riwayat dua kitab shahih - yakni Shahih Bukhari dan Shahih Muslim - dengan menggunakan wafaarakatuh, dan dalam sebagian riwayat dengan membuang kata-kata itu. Penambahan dari orang yang dapat percaya itu boleh diterima. 850. Dari Anas r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. itu apabila berbicara mengucapkan sesuatu kalimat, selalulah beliau s.a.w. mengulangi-nya sampai tiga kali, sehingga dapat dimengerti ucapannya itu dan apabila beliau s.a.w. itu datang pada sesuatu kaum, lalu beliau memberikan salam kepada mereka maka salamnya itupun diucap-kannya tiga kali." (Riwayat Bukhari) Hal yang sedemikian ini ditangguhkan jikalau kelompok kaum itu memang banyak jumlah orangnya. 851. Dari al-Miqdad r.a. dalam Hadisnya yang panjang,berkata: "Kita - maksudnya al-Miqdad dengan kawannya - mengaturkan kepada Nabi s.a.w. akan bagian yakni berupa susu, kemudian beliau datang di waktu malam lalu memberi salam dengan suatu ucapan salam yang tidak sampai membangunkan orang yang tidur, tetapi dapat menperdengarkan kepada orang yang jaga. Selanjutnya Nabi s.a.w. datang lagi lalu memberi salam sebagaimana salamnya yang sudah-sudah." (Riwayat Muslim) 852. Dari Asma' binti Yazid radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w. berjalan dalam masjid pada suatu hari dan di situ ada sekelompok kaum wanita yang sedang duduk-duduk, lalu beliau s.a.w. memberikan isyarat dengan tangannya dengan disertai ucapan salam pula." Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan. Hal ini ditangguhkan bahwasanya Rasulullah s.a.w. itu mengumpulkan antara ucapan salam dengan isyarat tangan dan hal yang sedemikian itu dikuatkan oleh suatu Hadis dalam riwayat Imam Abu Dawud bahwasanya beliau s.a.w. lalu memberikan salam kepada kita - kaum wanita yang duduk- duduk tadi. 853. Dari Abu Jurat al-Hujaimi r.a., katanya: "Saya mendatangi Rasulullah s.a.w. lalu saya berkata: '"Alaikas-salam ya Rasulullah." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Janganlah mengucapkan 'Alaikas-salam sebab sesungguhnya, 'Alaikas-salam itu adalah cara penghormatan kepada orang-orang yang sudah mati." Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih. Kete-rangannya sudah terdahulu dengan kelengkapannya yang panjang -lihat Hadis no. 793.
READ MORE - KAIFIYAT BERSALAM

Keutamaan Mengucapkan Salam Dan Perintah Untuk Meratakannya

Allah Ta'ala berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah engkau semua memasuki rumah yang bukan rumah-rumahmu sendiri, sehingga engkau semua meminta izin lebih dulu serta mengucapkan salam kepada ahlinya - yakni orang yang ada di dalamnya." (an- Nur: 27) 
 Allah Ta'ala berfirman lagi:  "Jikalau engkau semua memasuki rumah, maka ucapkanlah salam kepada dirimu sendiri sebagai penghormatan dari Allah yang diberkahi dan dianggap baik." (an- Nur: 61) 
 Allah Ta'ala berfirman pula: "Jikalau engkau semua diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan - yakni salam - makajawablah penghormatan - atau salam itu- dengan yang lebih baik daripadanya atau balaslah dengan yang serupa dengannya." (an-Nisa': 86)
 Allah Ta'ala juga berfirman: "Adakah sudah sampai padamu ceritera tamu Ibrahim yang dimuliakan. 
Di waktu mereka masuk padanya, lalu mereka menga- takan: "Salam." Ibrahim menjawab: "Salam." (al-Dzariyat: 24) 842.
Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma bahwasanya ada seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah s.a.w.: "Manakah amalan Islam yang terbaik?" Beliau menjawab: "Yaitu engkau memberikan makanan dan engkau mengucapkan salam kepada orang yang sudah engkau kenal dan orang yang belum engkau kenal." (Muttafaq 'alaih) 843. 

Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w, sabdanya: "Ketika Allah Ta'ala menciptakan Adam, lalu Dia berfirman: Pegilah- hai Adam - lalu ucapkanlah salam kepada mereka yaitu kelompok para malaikat yang sedang duduk- duduk, kemudian dengarlah bagaimana cara mereka memberikan penghormatan itu padamu, karena sesungguhnya yang sedemikian itulah cara engkau harus memberikan penghormatan dan juga cara penghormatan untuk semua keturunanmu." Adam lalu mengucapkan: Assalamu 'alaikum. Kemudian para malaikat menjawab: Assalamu 'alaika warahmatullah. Jadi mereka menambahkan untuknya kata-kata warahmatullah." (Muttafaq 'alaih) 844. 
Dari Abu Umarah yaitu al-Bara' bin 'Azib radhiallahu anhuma, katanya: "Kita semua diperintah oleh Rasulullah s.a.w. untuk melakukan tujuh perkara, yaitu meninjau orang sakit, meng-iKuti janazah, rnentasymitkan orang yang bersin - yakni mendoakan supaya beroleh kerahmatan dengan mengucapkan: Yarhamukallah kepada orang yang bersin jikalau ia mengucapkan: Alhamdulillah, menolong orang yang lemah, membantu orang yang dianiaya, meratakan salam dan melaksanakan sumpah." (Muttafaq 'alaih) Ini adalah salah satu dari berbagai riwayat Imam Bukhari. 845. 
Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. ber-sabda: "Tidak akan masuk syurga engkau semua itu sehingga engkau semua beriman dan tidak akan dinamakan beriman engkau semua itu sehingga engkau semua saling cinta-mencintai. Tidakkah engkau semua suka kalau saya menunjukkan kepadamu semua pada sesuatu yang jikalau engkau semua melakukannya tentu engkau semua akan saling crnta-mencintai? Yaitu ratakanlah salam antara sesamamu semua!" (Riwayat Muslim) 846. 
Dari Abu Yusuf yaitu Abdullah bin Salam r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Hai sekalian manusia, ratakanlah salam, berikanlah makanan, pereratkanlah kekeluargaan, bersembahyanglah - di waktu malam -sedang para manusia sedang tidur, maka engkau semua akan masuk syurga dengan selamat." Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis shahih. 847.
 Dari at-Thufail bin Ubay bin Ka'ab bahwasanya ia mendatangi Abdullah bin Umar, lalu ia pergi bersamanya ke pasar, at-Thufail berkata: "Jikalau kita pergi ke pasar, maka tidaklah Abdullah itu melalui seorang penjual loak ataupun penjual dagangan apapun juga, tidak pula memalui seseorang miskin, kecuali ia pasti memberi salam padanya." At-Thufail berkata: "Pada suatu hari saya datang lagi di tempat (Abdullah bin Umar, lalu ia meminta supaya saya mengikutinya ke pasar. Saya berkata: "Apa yang akan engkau kerjakan di pasar, sedangkan engkau tidak akan berhenti untuk berjualan dan tidak pula menanyakan harga sesuatu barang - untuk membelinya, tidak pula berpencaharian di pasar itu, juga tidak perlu duduk-duduk dalam tempat-tempat duduk di pasar." Saya berkata pula: "Duduk Sajalah di sini dengan kami dan kita dapat bercakap-cakap." Abdullah lalu berkata: "Hai Abu Bathn" - artinya Pak Perut -dan memang at-Thufail mempunyai perut besar: "Hanyasanya kita pergi ke pasar itu adalah untuk meratakan salam dan kita mengucapkan salam kepada siapa saja yang kita bertemu dengannya." 
Diriwayatkan oleh Imam Malik dalam kitab Al-Muwaththa' dengan isnad shahih.
READ MORE - Keutamaan Mengucapkan Salam Dan Perintah Untuk Meratakannya

Yakin,"Selalu Ada Pertolongan Allah SWT

#Yakin Bag.1



READ MORE - Yakin,"Selalu Ada Pertolongan Allah SWT
Template oleh Blog SEO Ricky - Support eva fashion store